KOTA NABIRE

*Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Nabire

GAMBARAN UMUM KABUPATEN NABIRE

1. Dasar Hukum Berdirinya Kabupaten Nabire
Pemerintah Kabupaten Nabire dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 1996 sebagai wujud pemekaran Kabupaten Dati II Paniai yang dibagi menjadi 3 Kabupaten, yaitu:
– Kabupaten Dati II Nabire dengan ibukota Nabire
– Kabupaten Administratif Paniai dengan ibukota Enarotali
– Kabupaten Administratif Puncak Jaya dengan ibukota Mulia

Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, maka pada tanggal 28 Desember 1996 atas nama Menteri Dalam Negeri, Gubernur Irian Jaya meresmikan terbentuknya Kabupaten Daerah Tingkat II Nabire, yang sekaligus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Nabire.
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dengan konsep Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab, maka Daerah Tingkat II dihapus, sehingga sebutan Kabupaten Dati II Nabire berubah menjadi Kabupaten Nabire.

B. KONDISI KABUPATEN NABIRE

2. Kondisi Geografis, Demografis, dan Potensi Alam
a. Kondisi Geografis
Luas wilayah Kabupaten Nabire adalah 15.357,55 km2 , dan terletak diantara 134,35 BT – 136,37 dan 2,25 LS – 4,15 LS, dengan batas-batas wilayah Kabupaten Nabire sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Yapen dan Kabupaten Waropen
Sebelah Timur : Kabupaten Paniai dan Kabupaten Waropen
Sebelah Selatan : Kabupaten Kaimana dan Kabupaten Mimika
Sebelah Barat : Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Kaimana

Kawasan ini memiliki posisi yang sangat strategis bagi lalu lintas perdagangan dan transportasi baik lewat laut maupun lewat udara antar pulau dan antar kabupaten yang ada di wilayah Papua. Lebih Spesifik lagi bahwa Kabupaten Nabire sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai salah satu wilayah pengembangan KAPET BIAK dan merupakan pintu gerbang bagi kegiatan mobilitas perdagangan dan pembangunan bagi Kabupaten Puncak Jaya dan Paniai untuk saat ini dan masa yang akan datang.

Wilayah Kabupaten Nabire memiliki topografi datar diperkirakan 47% dari luas wilayah terletak menyebar pada distrik Yaur, Wanggar dan Napan. Sedangkan daerah berbukit diperkirakan 53% tersebar pada distrik–distrik Sukikai, Uwapa, Mapia, Moenemani dan Ikrar.

Topografi dan keadaan formasi geologisnya sangat bervariasi dan berpengaruh terhadap pembentukan dan jenis tanah. Keadaan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Rawa, terdapat di sekitar aliran Sungai Wapoga, Kali Mangga dan Kali Bumi, merupakan daerah-daerah deposit kuarter yang menerima endapan sungai menutup batuan sedimen (alluvium), tersier dan pleistosin. Tumbuhan khas di lokasi ini antara lain sagu (metroxsilon spp) dan species lainnya.
2) Dataran Tanah Kering, jenis tanah yang menonjol di dataran ini antara lain organosol dan alluvium yang sering ditemukan di dataran tinggi. Daerah pantai sekitar Nabire antar lain Kali Sanggar dan Kali Nabarua terdapat jenis tanah regosol, lanhumick clay, alluvial dan podzolik, pada dataran ini terdapat hutan tropis basah.
3) Dataran Tinggi, Lereng dan Bukit, bahan induk batuan sedimen tersier dan pleistosin tanah kapur. Janis tanah yang terdapat antara lain: podzolik merah, hidromorf kelabu, merah sampai kuning.

b. Iklim
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian letak dimana setiap kenaikan 100 m dari permukaan air laut mengalami penurunan rata-rata 0.60 ºC. Akibat topografi yang bervariasi di dataran tinggi maka suhu udara di Kabupaten Nabire berkisar antara 20 ºC – 32 ºC, dengan suhu maksimun 34 ºC. Wilayah ini beriklim tropis basah dengan curah hujan hampir merata sepanjang tahun.

c. Demografis
Jumlah penduduk Kabupaten Nabire menurut data Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nabire sampai dengan akhir tahun 2005 sebanyak 172.315 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 92.476 jiwa dan perempuan sebanyak 79.839 jiwa. Tahun 2004 terjadi peningkatan penduduk sebanyak 8.510 jiwa (jumlah penduduk tahun 2003 sebanyak 160.882 jiwa) atau meningkat sebesar 2,3%.
Meningkatnya jumlah penduduk tersebut disebabkan adanya kelahiran dan masuknya penduduk dari luar Kabupaten Nabire yang setiap tahun semakin meningkat.
Mayoritas penduduk Kabupaten Nabire memeluk agama Kristen Protestan dan Katolik, kemudian Islam, sedangkan pemeluk agama Hindu dan Budha relatif sedikit jumlahnya.
Mata pencaharian penduduk asli Kabupaten Nabire pada umumnya adalah peramu, bertani, berburu hewan dan sebagai nelayan.
Sumber daya manusia di Kabupaten Nabire dapat dikatakan masih rendah kualitasnya, akibat rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan masyarakat. Sedangkan dari segi kuantitas, sangat potensial sebagai modal dasar pembangunan daerah.

d. Potensi Alam

Sumber daya alam yang tersebar di Kabupaten Nabire sangat potensial antara lain terdapatnya sumber daya hutan tropis yang kaya akan berbagai jenis flora seperti Arucaria, Librocedus, Grevika, Eucalyptus, Metrosideros, Trisnatia, Melakuca, Darydium, rotan, damar, sagu, kayu lawang, masohi dan gaharu. Sedangkan fauna terdiri dari berbagai jenis mamalia, unggas dan reptilia seperti babi, rusa, kuskus, kasuari, cenderawasih, kakatua, nuri, itik, buaya, biawak, berbagai jenis ular dan sebagainya. Disamping itu, terdapat juga hutan mangrof, sumber daya kelautan, pertambangan, dan bahan-bahan galian antara lain marmer, mika, minyak bumi, emas, jenis tambang galian C dan lain-lain.

Potensi sumber daya alam, tersebar di berbagai distrik sebagai berikut:
– Distrik Nabire : marmer sebanyak 50.000.000 m3, minyak bumi, koalin, lempung, lumpur dan nikel serta emas.
– Distrik Uwapa : terutama emas yang saat ini dijadikan lokasi penambangan rakyat seluas 30 km2, bahan galian tambang lainnya adalah kaolin dan batu gamping.
– Distrik Yaur : marmer sepanjang 1 km volumenya sekitar ratusan juta m3 dan ditemukannya kandungan emas serta terkenal dengan kawasan Taman Laut Teluk Cenderawasih seluas 566.500 Ha.
– Distrik Napan : minyak bumi, batubara dan emas serta potensi dataran rendah yang luas dan subur untuk pengembangan tanaman pangan dan tambak rakyat seperti budidaya udang, kepiting dan ikan bandeng.
– Distrik Mapia : batubara dan emas serta potensi perkebunan kopi, kakao dan kelapa sawit.
– Distrik Kamu : dataran Lembah Kamu yang subur dan luas berpotensi untuk pertanian tanaman produksi, terutama kopi yang saat ini terkenal sebagai penghasil Kopi Arabica (Kopi Moanemani) dan coklat.
– Distrik Ikrar : emas dan lahan pertanian kopi, kakao dan kelapa sawit serta hutan produksi.
– Distrik Sukaikai : emas dan lahan pertanian kopi, kakao dan kelapa sawit serta hutan produksi.
– Distrik Wanggar : emas dan lahan pertanian khususnya sawah.
– Distrik Siriwo : emas dan lahan pertanian kopi, kakao, kelapa sawit serta hutan produksi.

Apabila seluruh potensi sumber daya alam ini dikelola dan dieksploitasi, akan memberikan nilai ekonomi yang tinggi dan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah untuk membiayai pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.

>>Baca Selanjutnya ==>

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

101 Tanggapan to “KOTA NABIRE”

  1. Hikmawati Says:

    Numpang tanya, sy punya teman yg bernama Nur Iskandar berasal dari Pekalongan beliau mulai tugas tahun 2004 dan sudah kehilangan kontak hingga saat ini…apabila ada yg mengenal atau tahu keberadaan tempat tugasx mhon diinfokan ke nomor ini 085255760993..terima kasih


Tinggalkan komentar